TUGAS PTK

Ads 468x60px

Labels

Featured Posts

  • Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan uji materi terhadap Pasal 50 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur soal Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dampak dari keputusan itu adalah dihilangkannya RSBI dalam sistem pendidikan di Indonesia.
  • Psikolog anak, Roslina Verauli, mengatakan bahwa usia harus menjadi pertimbangan orang tua dalam mengambil keputusan untuk memulai pendidikan formal pada anak. Pasalnya, jika anak dipaksa bersekolah saat usianya belum sesuai maka dampaknya kurang baik ke depannya..
  • Penguatan pendidikan calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan harus dilaksanakan dengan standar yang baik agar dapat menghasilkan guru profesional.
  • Semoga menjadi kenangan untuk kita semua... (*_^).

Sabtu, 19 Januari 2013

TUGAS PROPOSAL



PENINGKATAN KEMAMPUAN MENANGGAPI DAN MEMBERIKAN SARAN SUATU PERISTIWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS V SDN KAWEDANAN 02 MAGETAN



PROPOSAL





Oleh  :
FEBRIANA WULANDARI
NPM. 09.141.083 / 7C



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ditemukan fakta bahwa siswa kelas V SDN Kawedanan 2 masih menemui kesulitan belajar dalam memberikan tanggapan dan saran pada suatu peristiwa. Jelas terlihat dari hasil tes akhir pembelajaran menunjukkan bahwa: hanya ada 10 siswa (21%) yang kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa mencapai nilai antara (75-100); terdapat 30 siswa (63%) mencapai nilai 50-75 dan 7 siswa (16%) memperoleh nilai dibawah 50. Padahal nilai ketuntasan minimal SDN Kawedanan 2 adalah 75.
Dalam pembelajaran sehari-hari, guru sudah menjelaskan cara menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa serta memberikan pekerjaan rumah bagi siswa kelas V. Akan tetapi kemampuan siswanya tetap saja belum dapat meningkat. Pada saat pembelajaran siswa juga telah diberi kesempatan bertanya tetapi juga sedikit sekali yang mengajukan pertanyaan. Saat guru memberi pertanyaan siswa juga kurang aktif dalam menjawab.
Akar penyebab rendahnya penguasaan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa karena guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran. Secara teoritik, siswa SD lebih suka mengamati gambar daripada materi yang berupa tulisan saja, sementara ini siswa hanya diajar dengan tulisan dan gambar yang ada dibuku paket saja. Keadaan tersebut yang menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam belajar memberikan saran dan tanggapan. Pembelajaran menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa, seharusnya siswa diberikan peristiwa yang sesuai dengan berita yang berkembang saat ini melalui model pembelajaran examples non examples. Dimana model pembelajaran ini menyajikan kasus atau peristiwa berupa gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti berupaya meningkatkan kemampuan siswa kelas V dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menanggapi Dan Memberikan Saran Suatu Peristiwa Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan.”

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalahnya dapat di identifikasi sebagai berikut:
a.       Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, karena guru kurang tepat dalam menggunakan model pembelajaran.
b.      Untuk peningkatan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa pada siswa kelas v sdn kawedanan 02 magetan melalui model pembelajaran example non example.

C.    Rumusan Masalah Dan Pemecahannya
Dari latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah:
  1. Bagaimana penerapan model pembelajaran example non example untuk meningkatkan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa pada siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan?
  2. Apakah penerapan model pembelajaran example non example dapat meningkatkan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa pada siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan?

Tindakan yang sesuai dengan pemecahan masalah:
Untuk memecahkan masalah rendahnya keaktifan dan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa pada siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan, akan dilakukan penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran examples non examples. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD proyektor
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa (menanggapi dan memberikan saran dari peristiwa pada gambar).
  4. Melalui diskusi kelompok, hasil analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa guru menjelaskan materi sesuai tujuan.
  7. Kesimpulan.

Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penerapan model pembelajaran example non example dapat meningkatkan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa pada siswa kelas V SDN Kawedanan 02 Magetan, adalah sebagai berikut:
ASPEK
CARA MENGUKUR
Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan
Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan, oleh peneliti. Ditung dari jumlah siswa bertanya per jumlah keseluruhan siswa
Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (menganalisis gambar)
Diamati dengan menghitung jumlah siswa yang mampu menjawab.
Interaksi antar siswa pada kegiatan diskusi

Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok.
Ketuntasan hasil belajar

Dihitung dari nilai rata-rata kuiz dan tes blok. Siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 70 dinyatakan tuntas.

D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk:
  1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran example non example untuk meningkatkan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa pada siswa kelas v SDN Kawedanan 02?
  2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa dengan model pembelajaran example non example pada siswa kelas V SDN Kawedanan 02?

E.     MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritik: memberikan sumbangan pengetahuan pada khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran Bahasa Indonesia di SD.
Manfaat Praktis:
Ø  Siswa : siswa akan lebih aktif dan memahami sehingga kemampuannya menanggapi dan memberikan saran terhadap suatu peristiwa meningkat.
Ø  Guru: dimungkinkan dapat diterapkan di sekolah yang mempunyai karakteristik sama
Ø  Peneliti lain: dapat menjadi inspirasi yang ingin mendalami persoalan menanggapi dan memberikan saran pada suatu peristiwa.










BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Kajian Teori
1.      Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berfikir, menalar dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alsan tepat pada nilai yang tinggi.
Ada tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk kemampuan adalah:
1.      Kecerdasan angka
2.      Pemahaman verbal
3.      Kecepatan persepsi
4.      Penalaran induktif
5.      Penalaran deduktif
6.      Visualisassi spasial
7.      Daya ingat
Kemampuan menurut Chauhan (1978) pada orang dewaasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan perilaku mereka. Kemampuan adalah hal penting untuk mengerti individu dalam menuntun aktivitas dimasa yang akan datang. Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa kemampuan adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh kemampuan seseorang terhadapa aktivitas tersebut, disini nampak bahwa kemampuan merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Ginting (2005) menjelaskan kemampuan berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi kemampuan mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.
Hidi dan Derson (Ormrod, 2003) berpendapat kemampuan adalah bentuk dari motivasi intrinsik. Pengaruh positif kemampuan akan membuat seseorang tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenanga, kegembiraan, dan kesukaan. Garner (Ormord,2003) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan terhadap apa yang dipelajari dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.

2.      Menanggapi dan Memberikan Saran
Menanggapi berasal dari kata dasar tanggap, dimana tanggap dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan menyambut dan memperhatikan (ucapan, kritik, komentar, dari orang lain). Sehingga menanggapi merupakan sebuah kata kerja yang mempunyai arti memberikan perhatian terhadap kritik, komentar atau pun persetujuan terhadap suatu peristiwa maupun pernyataan dari seseorang.
Jika mendengar suatu pendapat dari seseorang ataupun melihat peristiwa, kita dapat mengemukakan komentar terhadap topik yang dipersoalkan. Komentar atau tanggapan yang dikemukakan dapat berupa saran, persetujuan, atau kritikan. Oleh karena itu, perlu kita ketahui tiga hal berikut ini.
a)      Apakah tanggapan itu mendukung atau menolak topik dalam permasalahan?
b)      Berikan alasan kuat yang disertai bukti dan contoh yang berkaitan dengan penolakan atau dukungan tersebut.
c)      Gunakanlah bahasa yang santun dan efektif sehingga tanggapan itu mudah diterima.
Saat memberikan tanggapan, perhatikan keterkaitan tanggapan yang kamu berikan dengan keterangan.
Sedangkan Saran dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yg dikemukakan untuk dipertimbangkan: untuk mengatasi sebuah  masalah. Saran diberikan sebagai solusi dari persoalan yang dihadapi. Memberikan saran harus dengan bahasa yang santun, tidak menyinggung perasaan, serta pemilihan diksi yang tepat. Dalam memberikan saran dapat menggunakan kalimat harapan. Kalimat harapan merupakan kalimat yang berisi  permohonan, permintaan atau keinginan supaya sesuatu terjadi. Di sini, kamu akan mempelajari kalimat harapan (semoga dan mudah-mudahan).

3.      Model pembelajaran example non example
a.      Pengertian
Model Example non Example adalah model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.
Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ;
Ø  kemampuan berbahasa tulis dan lisan,
Ø  kemampuan analisis ringan, dan
Ø  kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.
Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

b.      Prinsip / ciri-ciri
Model Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
Ø  Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan
Ø  non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Metode example non example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.


c.       Kelebihan dan Kekurangan
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari model example non example antara lain:
o   Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
o   Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example.
o   Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Kebaikan:
o   Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
o   Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
o   Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
o   Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
o   Memakan waktu yang lama.

d.      Langkah-langkah dalam Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example
Langkah-langkah di dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa dengan model pembelajaran example non example, sebagai berikut:
a)      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b)      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat LCD Proyektor.
c)      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
d)     Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
e)      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f)       Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g)      Kesimpulan.

B.     Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka dapat dibangun kerangka pemikiran sebagai berikut :
1.      Model pembelajaran tradisional yang hanya terpaku pada materi dalam buku paket akan cenderung membosankan pada siswa, membuat siswa pasif dan berimbas pada rendahnya kemampuan siswa.
2.      Pada dasarnya siswa SD masih berada pada tahap operasional konkrit, sehingga dalam belajar memerlukan pembelajaran yang realistik yang dapat mengembangkan pengalaman siswa.
3.      Siswa SD akan mudah bosan jika penyajian materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya disajikan dalam bentuk tulisan saja.
4.      Model pembelajaran example non example adalah model pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran, sehingga siswa dalam memberikan tanggapan dan saran pada suatu peristiwa akan lebih aktif karena mereka langsung dapat melihat peristiwa melalui gambar bukan hanya membayangkan cerita dari guru, dan pada akhirnya model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menanggapi dan memberikan saran pada suatu peristiwa.


C.    Hipotesis Tindakan
Berdasar pada latar belakang dan kerangka pikiran di atas maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis sementara sebagai berikut:
“Jika siswa kelas V SDN Kawedanan 2 Magetan dibelajarkan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa dengan model pembelajaran example non example maka kemampuan menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa akan meningkat”




















BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Clasroom Action Research atau Penelitian tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsini Arikunto (2007:74) bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu, perencanaan (Plaining), Pelaksanaan (Acting), pengamatan (Adserting), dan refleksi (Reflecting) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

 
Gambar : Siklus penelitian tindakan kelas (PTK)
Sumber : Suharsini Arikunto (2007 : 74)

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Tahap perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a.  Melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal dan keadaan kelas penelitian
b.      Menyusun silabus dan rencana pembelajaran.
c.       Menyusun instrument penelitian.
2.      Tahap pelaksanaan
Tahap ini merupakan penerapan dari tahap perencanaan yang sesuai dengan skenario atau rencana pembelajaran.
a.       Kegiatan awal
1.      Pendahuluan
2.      Memotivasi siswa dengan member pertanyaan
3.      Menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran
b.      Kegiatan Inti
1.      Siswa mendengarkan informasi dari materi yang disamapikan oleh guru
2.      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
3.      Siswa memperhatikan gambar-gambar yang disajikan guru melalui LCD proyektor
4.      Siswa mendengarkan petunjukuk dari guru dan siswa diberi kesempatan untuk memperhatikan/ menganalisa (menanggapi dan memberikan saran dari peristiwa pada gambar).
5.      Melalui diskusi kelompok, siswa mencatat hasil analisa gambar tersebut pada kertas
6.      Tiap perwakilan kelompok membacakan hasil  diskusi dan guru memberikan pendekatan pada setiap hasil dikusi yang dipresentasikan oleh tiap-tiap kelompok.
7.      Bertanya jawab, meluruskan kesalahan pemahaman dan penyimpulan tentang hasil diskusi yang telah dilakukan
c.       Kegiatan penutup
1.      Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini
2.      Siswa mengerjakan soal evaluasi
3.      Siswa menyampaikan kesan tentang pembelajaran hari ini
4.      Tindak Lanjut
3. Tahap Pengamatan
Dalam tahap ini guru dan observer yang dilakukan secara kolaborasi. Guru melakukan pengamatan dan pengambilan data dari sikap siswa dan kegiatan guru dalam KBM
5.      Tahap Refleksi
Dalam hal ini observer bersama guru melakukan evaluasi pada semua tindakan selama proses pembelajaraan yaitu mengadakan kegiatan menganalisis dan menyimpulkan data yang sudah diperoleh. Hasilnya dari refleksi ini digunakan melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
6.      Siklus II
Pelaksanaan siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I, dengan beberapa perubahan berdasarkan analisis refleksi pada siklus I, dengan harapan pada siklus II akan lebih baik.

A.    Latar dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kawedanan 2 yang beralamatkan di Jl. Raya Bayangkara Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan, dengan subjek siswa kelas V SDN Kawedanan 2 tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini berjumlah 47 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.

B.     Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik:
1.      Pengamatan atau Observasi
Pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2001). Teknik observasi ini digunkan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses pembelajaran, yaitu tentang keaktifan siswa bertanya, kemauan siswa menanggapi pertanyaan teman sekelasnya, keterlibatan siswa, mengamati kemampuan siswa dalam menganalisis gambar untuk menanggapi dan memberi saran, mengamati proses kerja dalam diskusi, mengamati hasil diskusi serta merekam ucapan-ucapan siswa ketika bertanya, menjawab, menanggapi dan memberi saran serta berargumentasi dalam proses pembelajaran.
2.      Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk memperoleh jawaban atau informasi dari responden atau subjek dengan jalan tanya jawab sepihak (Arikunto, 2001). Wawancara secara mendalam dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin dari siswa, yaitu tentang kesan siswa ketika diajar dengan model pembelajaran example non example, selain itu juga untuk mengungkap kesulitan-kesulitan belajar dalam menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa.
3.      Dokumentasi
Dokumen atau record diartikan sebagai setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau penyajian akunting. Dokumen digunakan untuk mendokumentasikan data tentang pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah kongkrit yang dipraktikkan peneliti dalam proses pembelajaran.
4.      Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa mengerjakan soal-soal tes untuk menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa.


C.    Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian pada dasarnya adalah peneliti sendiri. Peneliti menjadi instrumen penelitian karena dalam proses pengumpulan data itulah peneliti akan melakukan adaptasi secara aktif sesuai dengan keadaan yang dihadapi peneliti ketika berhadapan dengan subjek penelitian. Peneliti dapat saja mengubah pertanyaan, memperdalam pertanyaan dan menggambarkan pertanyaan dari pedoman wawancara yang telah disusun kalau memang adaptasi tersebut dipandang perlu dilakukan. Peneliti akan mengumpulkan data yang berupa dokumen sesuai pedoman dokumentasi dan sangat mungkin juga menambah dafter dokumen yang akan dikumpulkan pada saat itu juga ketika melakukan proses dokumentasi.
Meskipun peneliti berperan sebagai instrumen penelitian yang dapat melakukan adaptasi aktif terhadap keadaan subjek dan fokus penelitian, namun untuk menjaga fokus masalah penelitian maka peneliti juga menggunakan instrumen penelitian yang berupa: pedoman observasi, wawancara, dokumentasi, dan soal tes.

D.    Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data yang akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif adalah data tentang kemampuan siswa menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa dinyatakan dengan nilai (score).
Data kualitatif berupa catatan pengamatan, dokumen fortopolio, dokumen foto, dan rekaman wawancara akan dianalisis secara kualitatif dengan tahapan: pemaparan data, penyederhanaan data, pengelompokkan data sesuai fokus masalah, dan pemaknaan.





E.     Jadwal Penelitian
No
Jenis Kegiatan
Bulan
September
Oktober
Nopember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Pengajuan Judul
x











2
Pengajuan Proposal

x
x









3
Penyusunan Bab I


x









4
Penyusunan Bab II



x
x







5
Penyusunan Bab III





x
x
x




6
Pelaksanaan Siklus I








x




A. Perencanaan








x




B.  Tindakan








x




C.  Observasi








x




D. Refleksi








x



7
Pelaksanaan Siklus II









x



A. Perencanaan









x



B. Tindakan









x



C. Observasi









x



D. Refleksi









x


8
Penyusunan laporan penelitian









x
x
x









Daftar Pustaka

Anita Lie.2008. Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana.
Drs. Ibadullah Malawi, dkk.2012.Penelitian Tindakan Kelas.Madiun: IKIP PGRI Madiun
Prof. Dr. Hamzah B.Uno,M.Pd.2007.Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.Jakarta:Bumi Aksara.
Robert E. Slavin.2008. Cooperative Learning Teori,Riset dan Praktik.Bandung: Nusa Media.
Suharsini Arikunto.2008.Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-CAR).Jakarta:Bumi Aksara.
http://pasca.uns.ac.id/?p=2729, diakses pada tanggal 30 Nopember 2012
http://www.kamusbesar.com/, diakses pada tanggal 5 Januari 2013


 

Sample text

Sample Text

Sample Text